HUJANBET – Valuasi Murah dan Makro Kuat, RI Siap Panen Inflow Asing Lagi

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin

Liputan6.com, Jakarta Investor asing perlahan mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia, walaupun belum dalam jumlah yang signifikan. Tekanan eksternal akibat tarif global dan ketidakpastian suku bunga sempat membuat aliran dana asing tersendat di awal tahun. Namun, sejak akhir April hingga awal Mei, terlihat adanya pergeseran sentimen yang lebih konstruktif terhadap pasar Indonesia.

Membaiknya ekspektasi terhadap arah kebijakan suku bunga global serta menguatnya rupiah menjadi faktor utama yang mulai menarik kembali minat investor asing. Meski net sell asing masih terjadi dalam hitungan mingguan, volumenya cenderung menurun, dan beberapa sektor strategis mulai mencatatkan net buy secara selektif.

Investor institusi domestik sejauh ini mengambil alih peran dominan dalam menjaga kestabilan pasar, namun sinyal masuknya kembali investor asing memberikan harapan akan penguatan likuiditas jangka menengah.

Net sell asing masih cukup minimal dalam tiga minggu terakhir, dan sudah mulai ada buying lagi walaupun masih early,” ungkap Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dalam Mandiri Economic Outlook, Senin (19/5/2025).

 


2 dari 4 halaman

Valuasi dan Stabilitas Makro Jadi Daya Tarik Utama Asing

Valuasi pasar saham Indonesia yang saat ini dianggap atraktif menjadi daya tarik utama bagi investor global. Dengan Price to Earnings Ratio (PER) yang rendah dan dividen yield yang meningkat, Indonesia menjadi pilihan yang rasional di tengah mahalnya pasar saham negara maju. Investor asing mulai menimbang ulang porsi alokasinya ke pasar negara berkembang.

Faktor makro seperti inflasi yang terjaga, pertumbuhan ekonomi yang solid, serta kestabilan nilai tukar membuat Indonesia berada dalam radar pemulihan aliran dana asing. Dibandingkan negara-negara tetangga, Indonesia menawarkan kombinasi menarik antara potensi pertumbuhan dan stabilitas makroekonomi.

Momentum ini diperkirakan akan terus terakselerasi jika sentimen global membaik dan terjadi pelonggaran kebijakan moneter global. “Karena dari sisi foreign investor kita melihat bahwa memang valuasi Indonesia yang sangat murah dan juga secara growth juga cukup tinggi,” kata Adrian.

 

3 dari 4 halaman

Tarif Global Sempat Tekan Pasar, Tapi Jadi Peluang Re-entry

Pengumuman kebijakan tarif pada 2 April sempat menjadi pemicu koreksi pasar saham domestik, namun justru membuka peluang bagi investor asing untuk kembali masuk. Tekanan jangka pendek akibat sentimen global memunculkan valuasi yang lebih menarik, dan investor asing memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan re-entry secara selektif.

Meskipun reaksi awal dari investor asing adalah menarik dana keluar, rebound cepat IHSG pasca pengumuman tarif menunjukkan ketahanan pasar domestik yang kuat. Hal ini memberi sinyal bahwa koreksi bukan karena fundamental, melainkan reaksi sementara terhadap risiko global.

Rebound tajam menjadi bukti kuat bahwa pasar Indonesia cukup likuid dan didukung kekuatan domestik. Dengan ekspektasi pemulihan bertahap dan potensi pelonggaran kebijakan bank sentral AS, investor asing diperkirakan akan meningkatkan eksposurnya ke Indonesia dalam beberapa bulan mendatang.

“Karena memang ini menarik dari sisi dari sisi sektor ya dan juga secara market Indonesia juga menjadi salah satu yang sangat cepat recovery-nya dari sejak pengumuman tarif itu,” jela Adrian.

 

4 dari 4 halaman

Rotasi ke Aset Berisiko, Indonesia Diuntungkan

Dengan ekspektasi bahwa kebijakan moneter global akan beralih ke arah lebih longgar, investor global mulai melakukan rotasi portofolio dari aset defensif ke aset berisiko. Dalam konteks ini, Indonesia dinilai menjadi salah satu pasar yang akan diuntungkan karena kombinasi valuasi rendah dan stabilitas makro.

Sektor-sektor yang bersifat pro-siklis seperti perbankan, infrastruktur, dan barang konsumsi menjadi target potensial bagi aliran dana asing. Selain itu, sentimen terhadap sektor berbasis komoditas juga mulai membaik, mengingat proyeksi permintaan yang kembali meningkat dari Tiongkok dan negara berkembang lainnya.

Jika rotasi aset ini berlanjut dan disertai dengan pelemahan dolar AS, Adrian mengatakan peluang inflow asing ke Indonesia akan semakin besar. “Ini tentunya menjadi satu katalis positif ya kalau sampai terjadi rotasi lagi ke risk asset, Indonesia bisa menjadi salah satu market yang akan menikmati inflow tersebut,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *